1. Kacang Kedelai (Glycine
max L)
Kedelai merupakan
tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai jenis liar Glycine ururiencis,
merupakan kedelai yang menurunkan berbagai kedelai yang kita kenal sekarang (Glycine
max (L) Merril). Berasal dari daerah Manshukuo (Cina Utara). Di Indonesia,
yang dibudidayakan mulai abad ke-17 sebagai tanaman makanan dan pupuk hijau.
Penyebaran tanaman kedelai ke Indonesia berasal dari daerah Manshukuo menyebar
ke daerah Mansyuria: Jepang (Asia Timur) dan ke negara-negara lain di Amerika
dan Afrika. Kedelai, atau kacang kedelai, adalah salah satu tanaman polong-polongan yang
menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur seperti kecap, tahu, dan tempe. Berdasarkan
peninggalan arkeologi, tanaman ini telah lama dibudidayakan di Asia Timur.
Kedelai merupakan
sumber utama protein nabati dan minyak nabati dunia. Penghasil kedelai utama dunia
adalah Amerika Serikat meskipun kedelai praktis baru dibudidayakan masyarakat di luar Asia setelah 1910. Kedelai yang
dibudidayakan adalah Glycine
max yang merupakan keturunan domestikasi dari spesies moyang, Glycine soja. Dengan versi ini, G. max juga dapat disebut sebagai G. soja subsp. max. Kedelai merupakan tanaman
budidaya daerah Asia subtropik seperti Cina dan Jepang. Sebaran G. soja sendiri lebih luas, hingga ke kawasan
Asia tropik. Kedelai adalah tumbuhan yang selalu peka terhadap pencahayaan.
Dalam pencahayaan agak rendah batangnya akan mengalami pertumbuhan memanjang
sehingga berwujud seperti tanaman merambat. Beberapa kultivar kedelai putih budidaya di Indonesia,
di antaranya adalah 'Ringgit', 'Orba', 'Lokon', 'Davros', dan 'Wilis'.
'Edamame' adalah kultivar kedelai berbiji besar berwarna hijau yang belum lama
dikenal di Indonesia dan berasal dari Jepang.
Kedelai dikenal
dengan berbagai nama: sojaboon (bahasa Belanda), soja, soja bohne (bahasa Jerman), soybean (bahasa Inggris) ,kedele (bahasa
Indonesia sehari-hari, (bahasa Jawa), kacang ramang, kacang bulu, kacang gimbol, retak mejong, kaceng bulu,kacang jepun, dekenana, demekun, dele, kadele, kadang
jepun, lebui bawak, lawui, sarupapa tiak, dole, kadule, puwe mon, kacang
kuning (Sumatera bagian utara) dan gadelei. Berbagai nama ini
menunjukkan bahwa kedelai telah lama dikenal di Indonesia.
Kedelai merupakan terna dikotil semusim dengan percabangan sedikit,
sistem perakaran akar tunggang, dan batang berkambium. Kedelai dapat berubah
penampilan menjadi tumbuhan setengah merambat dalam keadaan pencahayaan rendah.
Kedelai, khususnya kedelai putih dari daerah subtropik, juga merupakan tanaman hari-pendek dengan
waktu kritis rata-rata 13 jam. Ia akan segera berbunga apabila pada masa siap
berbunga panjang hari kurang dari 13 jam. Ini menjelaskan rendahnya produksi di
daerah tropika, karena tanaman terlalu dini berbunga.
Kedelai merupakan salah satu tanaman C3 yang
berarti tidak banyak membutuhkan sinar matahari yang cukup dalam
setiap pertumbuhan tanaman tersebut dan peka terhadap pencahayaan. Tanaman
C3 merupakan tanaman yang memerlukan intensitas cahaya matahari yang
lebih rendah sehingga tanaman ini dapat membentuk rantai carbon
sebanyak 3 buah dalam menambat carbon dioksida (CO2) dalam
melangsungkan fotosintesis (Salisburi dan Ross, 1995). Untuk
tanaman kedelai tidak perlu diadakan naungan karena salah satu
tanaman C3 sehingga tanaman kedelai lebih efektif pada suhu
antara 23-270 C dan ketinggian antara 0,5-500 m
dari permukaan laut. Tanaman kedelai termasuk
tanaman dikotil yang berarti memiliki kayu pada bagian batangnya
dan termasuk dalam famili polog-polongan.
Dalam ilmu tumbuhan, tanaman kedelai diklasifikasikan
sebagai berikut.
Kingdom : Plantae
Divisio :
Spermatophyta
Class :
Dicotyledoneae
Family
: Leguminoseae
Genus :
Glycine
Spessies : Glycine
max. L
Kedelai yang tergolong genus Glycine mempunyai
banyak spesies yang merupakan susunan genom diploid (2n) dengan 20 pasang
kromosom antara lain spesies Glycine clandestina, Glycine falcata,
Glycine tabacina (Suhaeni. 2008).
- Morfologi Tanaman Kacang Kedelai (Glycine
max L. )
Akar
Salah satu kekhasan dari sistem perakaran tanaman kedelai
adalah adanya interaksi simbiosis antara bakteri nodul akar (Rhizobium
japanicum) dengan akar tanaman kedelai yang menyebabkan terbentuknya
bintil akar. Bintil akar sangat berperan dalam proses fiksasi Nitrogen yang
sangat dibutuhkan tanaman kedelai untuk kelanjutan pertumbuhannya (Sarwanto.
2008).
Batang
Batang tanaman kedelai tidak berkayu, berbatang jenis perdu
(semak), berambut atau berbulu dengan struktur bulu yang beragam, berbentuk
bulat, bewarna hijau, dan panjangnya bervariasi antara 30-100 cm. Batang
tanaman kedelai dapat membentuk cabang 3-6 cabang. Percabangan mulai terbentuk
atau tumbuh ketika tinggi tanaman sudah mencapai 20 cm. Banyaknya jumlah cabang
setiap tanaman bergantung pada varietas dan kepadatan populasi tanaman. Jika
kepadatan tanaman rapat, maka cabang yang tumbuh berkurang atau bahkan tidak tumbuh
cabang sama sekali (Cahyono. 2007).
Daun
Jarak daun kedelai selang-seling, memiliki 3 buah daun
(triofoliate), jarang memiliki 5 lembar daun, petiola berbentuk panjang
menyempit dan slinder stipulanya terbentuk panjang menyempit dan slinder,
stipulanya terbentuk lanseotlat kecil, dan stipel kecil lembaran daun berbentuk
oval menyirip, biasanya palea bewarna hijau dan pangkal berbentuk bulat. Ujung
daun biasanya tajam atau tumpul, lembaran daun samping sering agak miring, dan
sebagian besar kultivar menjatuhkan daunnya ketika buah polong mulai matang
(Septiatin. 2008).
Bunga
Bunga kedelai disebut bunga kupu-kupu dan merupakan bunga
sempurna. Bunga kedelai memiliki 5 helai daun mahkota, 1 helai bendera, 2 helai
sayap, dan 2 helai tunas. Benang sarinya ada 10 buah, 9 buah diantaranya
bersatu pada bagian pangkal membentuk seludang yang mengelilingi putik. Benang
sari kesepuluh terpisah pada bagian pangkalnya, seolah-olah penutup
seludang. Bunga tumbuh diketiak daun membentuk rangkaian bunga terdiri
atas 3 sampai 15 buah bunga pada tiap tangkainya (Suhaeni. 2008).
Buah
Buah kedelai disebut buah polong seperti buah
kacang-kacangan lainnya. Setelah tua, warna polong ada yang cokelat, cokelat
tua, cokelat muda, kuning jerami, cokelat kekuning-kuningan, cokelat keputihan-putihan,
dan putih kehitam-hitaman. Jumlah biji setiap polong antara 1 sampai 5 buah.
Permukaan ada yang berbulu rapat, ada yang berbulu agak jarang. Setelah polong
masak, sifatnya ada yang mudah pecah, ada yang tidak mudah pecah,tergantung varietasnya
(Darman. 2008).
Biji
Biji kedelai memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang
beragam, bergantung pada varietasnya. Bentuknya ada yang
bulat lonjong, bulat, dan bulat agak pipih. Warnanya ada yang putih, krem,
kuning, hijau, cokelat, hitam, dan sebagainya. Warna-warna tersebut adalah
warna dari kulit bijinya. Ukuran biji ada yang berukuran kecil, sedang, dan
besar. Namun, di luar negeri, misalnya di Amerika dan Jepang biji yang memiliki
bobot 25 g/100 biji dikategorikan berukuran besar (Prabowo. 2013).
Kacang kedelai kaya akan mineral seperti kalsium, magnesium,
zat besi, kalium, fosfor, selenium dan seng. Kalsium adalah mineral yang sangat
penting karena dapat membantu meningkatkan kepadatan tulang, kekuatan tulang
dan juga dapat mencegah osteoporosis. Ada berbagai macam makanan yang
mengandung kalsium, tetapi kacang kedelai mengandung lebih sedikit methione dibanding
dengan makanan lain. Methione adalah sejenis asam amino yang
dapat memperbaiki jaringan (Budi. 2011).
- Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Kedelai
Iklim
Kedelai sebagian besar tumbuh didaerah yang beriklim tropis
dan subtropis. Kedelai dapat tumbuh baik ditempat yang berhawa panas, ditempat–
tempat yang terbuka dan bercurah hujan 100 – 400 mm per bulan. Sedangkan untuk
mendapatkan hasil yang optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara
100-200 mm/bulan (Septiatin. 2008).
Ketinggian Tempat
Kedelai cocok ditanam didaerah dengan ketinggian 100 – 500
meter di atas permukaan laut. Lazimnya, kedelai ditanam pada musim kemarau,
yakni setelah panen padi pada musim hujan. Pada saat itu, kelembapan
tanah masih bisa dipertahankan. Kedelai memerlukan pengairan yang cukup, tetapi
volume air yang terlalu banyak tidak menguntungkan bagi kedelai, karena
akarnya bisa membusuk. Tanaman kedelai biasanya akan tumbuh baik pada
ketinggian 0,5-300 m dpl. Sedangkan varietas kedelai berbiji besar cocok
ditanam dilahan dengan ketinggian 300-500 m dpl (Suhaeni. 2007).
Kacang kedelai dengan ukuran kecil sangat baik ditanam
dilahan pada ketinggian 0,5 sampai 300 meter diatas permukaan laut. Sementara
itu, kacang kedelai dengan ukuran biji lebih besar jauh lebih baik ditanam
diketinggian mulai dari 300 sampai 500 meter diatas permukaan laut (Prabowo.
2011).
Curah Hujan
Selama pertumbuhan tanaman, kebutuhan air untuk tanaman
kedelai sekitar 350 – 550 mm. Kekurangan atau kelebihan air akan berpengaruh
terhadap produksi kedelai. Untuk mengurangi pengaruh terhadap produksi kedelai.
Oleh karena itu, untuk mengurangi pengaruh negatif dari kelebihan air,
dianjurkan untuk membuat saluran drainase sehingga jumlah air lebih dapat
diatur dan dapat terbagi secara merata. Ketersediaan air tersebut bisa berasal
dari saluran irigasi atau dari curah hujan yang turun. Tumbuhan kedelai yang
memerlukan curahan air yang banyak atau kelembapan tanah yang cukup tinggi
(Sarwanto, A. 2008).
Temperatur
Temperatur yang dibutuhkan tanaman kedelai sangat sesuai
untuk pertumbuhan tanaman kedelai berkisar antara 25°C - 28°C. Akan tetapi,
tanaman kedelai masih bisa tumbuh baik dan produksinya masih tinggi pada suhu
udara diatas, dan tanaman masih toleran pada suhu 35°C hingga 38°C
(Cahyono, B. 2007).
Intensitas Matahari
Meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan.
Selain itu, kekurangan cahaya saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan
gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan
daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat ( tidak hijau ). Gejala
etiolasi tersebut disebabkan oleh kurangnya cahaya atau tanaman berada di
tempat yang gelap.
Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan
tanaman untuk proses fotosintesis. Fotosintesis tanaman dapat berjalan dengan
baik apa bila tanaman mendapat kan penyinaran cahaya matahari yang cukup. Bibit
kedelai dapat tumbuh dengan baik, cepat dan sehat, pada cuaca yang hangat
dimana cahaya matahari terang dan penuh
Tanah
untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan produktivitas yang
optimal kedelai harus di tanam pada jenis tanah yang bersetruktur lempung
berpasir atau liat berpasir Hal ini tidak hanya terkait dengan ketersediaan air
untuk mendukung pertumbuhan, tetapi juga terkait dengan faktor lingkungan
tumbuh yang lain (Septiatin, A. 2008)
2. Pengolahan
Tanah
Pengolahan tanah untuk budidaya
kedelai sangat penting, karena kedelai harus berkecambah dengan
semppurna supaya dpat berkembang dengan maksimal, selain itu benih juga
memerlukan kelembapan dan oksigen yang cukup. Ada beberapa tujuan pengolahan
tanah adalah supaya tanah menjadi gembur, pembenaman sisa-sisa tanaman, memecah
bongkahan-bongkahan tanah, perataan tanah, dan pemberantasan rumput.
Kondisi lahan
yang akan ditanami:
1. Tanah
tegalan
Pengolahan tanah pada tegalan dilakukan dengan cara dibajak, digaru dan
diratakan. Sisa-sisa gulma dibuang, dan pelaksanaannya dilakukan pada akhir
musim kemarau karena pada awal musim hujan benih ahrus segera ditanam. Untuk
penanaman kedua tanah tidak usah diolah lagi. Dan jangan lupa membuat bedengan
atau kalenan-kalenan seperlunya.
2. Permukaan lereng
Pengolahan dilakukan dengan cara terasering agar erosi pada permukaan tanah
dapat diperkecil.
3. Lahan sawah
Tanah diolah dengan cukup untuk membuat jerami padi sampai kepermukaan tanah,
kemudian jerami disingkirkan. Buat lubang dengan tugal pada petakan dengan
lebar 3 m – 10 m, panjang disesuaikan dengan kondisi lahan. Diantara
petakan dibuat saluran drainase selebar 25-30 cm, dengan kedalaman 30 cm,
diamkan selama 7-10 hari untuk menutupi bibit yang telah ditebar atau dimasukan
ke dalam tanah yang ditugal.
Tanaman kedelai sangat peka terhadap
kandungan air sehingga harus memperhatikan daerah tanam dan macam lahan yang di
tanam. Pengolahan tanah sebelum tanam kedelai dapat dilakukan, tergantung dari
tipe lahan, kandungan air tanah, untuk lahan kering dengan keadaan areal tanpa
pengairan di musim kemarau yang terik harus diadakan pengolahan tanah. Tanah
tegalan yang bertekstur berat pada awal musim penghujan seperti grumosol
pengolahan tanah harus dilakukan. Untuk lahan kering dengan tanah podsolik
pengolahan tanah tidak boleh sering dilakukan. Lahan tanah bekas tanaman padi
tidak perlu melakukan pengolahan tanah.
Kemasaman tanah dapat ditanggulangi
dengan pemberian kapur sehingga kejenuhan alluminium dapat diturunkan, pH tanah
dapat dinaikkkan dan ini erat kaitannya dengan tingkat efisiensi serapan hara
oleh tanaman.
Cara pengapuran yang efektif dan efisien dapat dilakukan, yaitu dengan
memperhatikan beberapa faktor:
1.
Macam dan kualitas bahan kapur
2.
Kehalusan bahan kapur
3.
Waktu dan cara pemberian kapur.
Tinggi rendahnya tempat suatu
tanaman yang di usahakan sangat erat hubungannya dengan proses metabolisme.
Kedelai dapat tumbuh baik sampai ketinggian 1500 m (dpl) tetapi yang paling
baik sampai 650 m dpl, karena berpengaruh terhadap umur tanaman. Untuk dataran
tinggi umur tanaman kedelai menjadi semakin panjang. Tersedianya air tanah
selama pertumbuhan tanaman sangat menentukan daya hasil kedelai. Tanaman
kedelai tidak akan berbunga bila lama penyinaran melampaui batas kritis karena
kedelai merupakan tanaman hari pendek.
Waktu tanam
Pemilihan waktu tanam yang tepat
untuk masing-masing daerah amat penting,karna berhubungan erat dengan
tersedianya air untuk pertumbuhan dan menghindari resiko kebanjiran terutama
pada saat tanamanm masih muda selain itu juga untuk menekan atau menghindari
berkembangnya populasi hama atau penyakit.waktu tanam yang tepat sangat berbeda
untuk satu daerah dengan daerah lain.
Penanaman
Pada saat tanam tiba, hendaknya
tanah cukup lembab agar benih cepat tumbuh. Cara penanaman dapat berbeda beda
tergantung dari alat yang digunakan, tekhnik penanaman harus berpedoman dengan:
• Jarak
tanam harus teratur agar ruang tumbuh tanaman seragam sehingga memudahkan
pemeliharaan.
• Dalamnya
penanaman. Benih kedelai ditanam sedalam 2-4cm agar dapat cepat berkecambah dan
tanaman dapat tumbuh kokoh.
Cara penanaman tanaman kedelai:
1.
Tanam dengan tugal
2.
Tanam dengan bajak
3.
Tanam sebar
4.
Tanam dengan mesin penanam
3. Pemilihan
Bibit
Benih yang baik untuk budidaya kedelai ialah benih yang sudah cukup tua, utuh,
dan warnanya mengkilat. Bibit dibutuhkan sebanyak 50-75 kg untuk 1 ha, bibit
bisa didapat dari took-toko yang menyediakan bibit ataupun denga bibit hasil
pertanian sendiri.
Untuk
mendapatkan hasil budidaya yang maksimal maka pemilihan bibit
pun harus yang berkualitas. Syarat-syarat bibit unggul:
1. Benih dipanen setelah buah matang
2. Diambil dari tanaman yang sehat
3. Produksi tinggi
4. Pertumbuhan tanam seragam
5. Bersih dari kotoran, hama, penyakit dan gulma
6. Tidak keriput, tidak luka, dan mengkilat
7. Harus kering benar
8. Sudah harus ditanam paling lambat 8 bulan sejak dipanen
9. Disimpan dalam kelembapan < 60%
Ada dua cara untuk mengadakan pembibitan yaitu, bibit disimpan dalam bentuk
biji dan bibit disimpan dalam bentuk buah.
Bibit
yang disimppan dalam bentuk biji, caranya tanaman yang sudah kelihatan tua yang
buahnya banyak, batangnya besar, buahnya tidak mudah pecah dan bebas penyakit
lalu kita petik.
Kemudian ditampi. Pilih biji yang besar, mulus dan tidak keriput, kemudian
dijemur lagi hingga kering. Campurkan debu sedikit minyak tanah. Masukan ke
dalam kaleng dan tutup rapat-rapat.
Bibit
yang disimpan dalam bentuk buah caranya, tanaman di cabut dan dijemur sampai
benar-benar kering. Ikat dan gantungkan di atas tungku api. Menjelang tanam,
yaitu 3-4 hari sebelum tanam ikatan dipukul-pukul agar biji lepas kemudian
dipilih biji yang baik dan dijemur.
Pembuatan
lubang tanam dilakukan dengan alat tugal, lubang dibuat sedalam 3-4 cm. jarak
tanam tergantung dari kesuburan tanah, dan ketersedian air maupun varietas yang
ditanam. Dapat menggunakan ukuran 20 x 40 cm, 25 x25 cm, 30 x 15 cm atau 30 x
30 cm.
4. Cara
Penanaman
Cara penanaman kedelai ada dua cara, dengan cara ditebar
dan dengan cara ditugalkan. Penanaman dengan cara ditebarkan akan memperoleh
tumbuhan yang tumbuh tidak merata, bibit yang dibutuhkan lebih banyak, namun
waktu dan tenaga yang digunakan lebih singkat. Penanaman dengan cara ditugal
memerlukan 3 orang, 1 orang untuk membuat lubang, 1 orang memasukan benih, dan
1 orang lagi memasukan pupuk dasar dan menutup lubang. Apabila penanaman
dilakukan pada lahan yang tidak pernah ditanami kedelai, maka benih dicampur
dengan bakteri rhizobium. Caranya sama seperti yang dijelaskan pada pembahasan
budidaya kacang hijau, yaitu dicampur dengan legin. Setiap 5-10 gram dibatasi
sedikit air, kemudian dicampur dengan benih 1 kg. jika legin tidak ada, benih
bisa diberi tanah yang sudah sering ditanami kedelai (kacang-kacangan). Setiap
1 kg benih dicampur dengan 100-250 gram tanah. Kemudian diangin-anginkan, lalu
ditanam tiap lubang 2-3 butir benih.
Berikut
beberapa foto pada saat pembukaan lahan di UPT kebun percobaan Fakultas
Pertanian Universitas Riau
Dibuat
bedengan untuk penanaman tanaman kacang kedelai, dengan ukuran bedengan 1x1
meter