Selasa, 24 November 2015

Kacang Kedelai (Glycine max L)

1. Kacang Kedelai  (Glycine max L)



Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai kedelai yang kita kenal sekarang (Glycine max (L) Merril). Berasal dari daerah Manshukuo (Cina Utara). Di Indonesia, yang dibudidayakan mulai abad ke-17 sebagai tanaman makanan dan pupuk hijau. Penyebaran tanaman kedelai ke Indonesia berasal dari daerah Manshukuo menyebar ke daerah Mansyuria: Jepang (Asia Timur) dan ke negara-negara lain di Amerika dan Afrika. Kedelai, atau kacang kedelai, adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur seperti kecap, tahu, dan tempe. Berdasarkan peninggalan arkeologi, tanaman ini telah lama dibudidayakan di Asia Timur.
Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan minyak nabati dunia. Penghasil kedelai utama dunia adalah Amerika Serikat meskipun kedelai praktis baru dibudidayakan masyarakat di luar Asia setelah 1910. Kedelai yang dibudidayakan adalah Glycine max yang merupakan keturunan domestikasi dari spesies moyang, Glycine soja. Dengan versi ini, G. max juga dapat disebut sebagai G. soja subsp. max. Kedelai merupakan tanaman budidaya daerah Asia subtropik seperti Cina dan Jepang. Sebaran G. soja sendiri lebih luas, hingga ke kawasan Asia tropik. Kedelai adalah tumbuhan yang selalu peka terhadap pencahayaan. Dalam pencahayaan agak rendah batangnya akan mengalami pertumbuhan memanjang sehingga berwujud seperti tanaman merambat. Beberapa kultivar kedelai putih budidaya di Indonesia, di antaranya adalah 'Ringgit', 'Orba', 'Lokon', 'Davros', dan 'Wilis'. 'Edamame' adalah kultivar kedelai berbiji besar berwarna hijau yang belum lama dikenal di Indonesia dan berasal dari Jepang.
Kedelai dikenal dengan berbagai nama: sojaboon (bahasa Belanda), soja, soja bohne (bahasa Jerman), soybean (bahasa Inggris) ,kedele (bahasa Indonesia sehari-hari, (bahasa Jawa), kacang ramang, kacang bulu, kacang gimbol, retak mejong, kaceng bulu,kacang jepun, dekenana, demekun, dele, kadele, kadang jepun, lebui bawak, lawui, sarupapa tiak, dole, kadule, puwe mon, kacang kuning (Sumatera bagian utara) dan gadelei. Berbagai nama ini menunjukkan bahwa kedelai telah lama dikenal di Indonesia.
Kedelai merupakan terna dikotil semusim dengan percabangan sedikit, sistem perakaran akar tunggang, dan batang berkambium. Kedelai dapat berubah penampilan menjadi tumbuhan setengah merambat dalam keadaan pencahayaan rendah. Kedelai, khususnya kedelai putih dari daerah subtropik, juga merupakan tanaman hari-pendek dengan waktu kritis rata-rata 13 jam. Ia akan segera berbunga apabila pada masa siap berbunga panjang hari kurang dari 13 jam. Ini menjelaskan rendahnya produksi di daerah tropika, karena tanaman terlalu dini berbunga.
Kedelai merupakan salah satu tanaman C3 yang berarti tidak banyak membutuhkan sinar matahari yang cukup dalam setiap pertumbuhan tanaman tersebut dan peka terhadap pencahayaan. Tanaman C3 merupakan tanaman yang memerlukan intensitas cahaya matahari yang lebih rendah sehingga tanaman ini dapat membentuk rantai carbon sebanyak 3 buah dalam menambat carbon dioksida (CO2) dalam melangsungkan fotosintesis (Salisburi dan Ross, 1995). Untuk tanaman kedelai tidak perlu diadakan naungan karena salah satu tanaman C3 sehingga tanaman kedelai lebih efektif pada suhu antara 23-270 C dan ketinggian antara 0,5-500 m dari permukaan laut. Tanaman kedelai termasuk tanaman dikotil yang berarti memiliki kayu pada bagian batangnya dan termasuk dalam famili polog-polongan.
Dalam ilmu tumbuhan, tanaman kedelai diklasifikasikan sebagai berikut.
Kingdom      : Plantae
Divisio         : Spermatophyta
Class           : Dicotyledoneae
Family          : Leguminoseae
Genus          : Glycine
Spessies      : Glycine max. L
Kedelai yang tergolong genus Glycine mempunyai banyak spesies yang merupakan susunan genom diploid (2n) dengan 20 pasang kromosom antara lain spesies Glycine clandestina, Glycine falcata, Glycine tabacina (Suhaeni. 2008).

  • Morfologi Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L. )

Akar
Salah satu kekhasan dari sistem perakaran tanaman kedelai adalah adanya interaksi simbiosis antara bakteri nodul akar (Rhizobium japanicum) dengan akar tanaman kedelai yang menyebabkan terbentuknya bintil akar. Bintil akar sangat berperan dalam proses fiksasi Nitrogen yang sangat dibutuhkan tanaman kedelai untuk kelanjutan pertumbuhannya (Sarwanto. 2008).
Batang
Batang tanaman kedelai tidak berkayu, berbatang jenis perdu (semak), berambut atau berbulu dengan struktur bulu yang beragam, berbentuk bulat, bewarna hijau, dan panjangnya bervariasi antara 30-100 cm. Batang tanaman kedelai dapat membentuk cabang 3-6 cabang. Percabangan mulai terbentuk atau tumbuh ketika tinggi tanaman sudah mencapai 20 cm. Banyaknya jumlah cabang setiap tanaman bergantung pada varietas dan kepadatan populasi tanaman. Jika kepadatan tanaman rapat, maka cabang yang tumbuh berkurang atau bahkan tidak tumbuh cabang sama sekali (Cahyono. 2007).
Daun
Jarak daun kedelai selang-seling, memiliki 3 buah daun (triofoliate), jarang memiliki 5 lembar daun, petiola berbentuk panjang menyempit dan slinder stipulanya terbentuk panjang menyempit dan slinder, stipulanya terbentuk lanseotlat kecil, dan stipel kecil lembaran daun berbentuk oval menyirip, biasanya palea bewarna hijau dan pangkal berbentuk bulat. Ujung daun biasanya tajam atau tumpul, lembaran daun samping sering agak miring, dan sebagian besar kultivar menjatuhkan daunnya ketika buah polong mulai matang (Septiatin. 2008).
Bunga
Bunga kedelai disebut bunga kupu-kupu dan merupakan bunga sempurna. Bunga kedelai memiliki 5 helai daun mahkota, 1 helai bendera, 2 helai sayap, dan 2 helai tunas. Benang sarinya ada 10 buah, 9 buah diantaranya bersatu pada bagian pangkal membentuk seludang yang mengelilingi putik. Benang sari kesepuluh terpisah pada bagian pangkalnya, seolah-olah penutup seludang.  Bunga  tumbuh diketiak daun membentuk rangkaian bunga terdiri atas 3 sampai 15 buah bunga pada tiap tangkainya (Suhaeni. 2008).
Buah
Buah kedelai disebut buah polong seperti buah kacang-kacangan lainnya. Setelah tua, warna polong ada yang cokelat, cokelat tua, cokelat muda, kuning jerami, cokelat kekuning-kuningan, cokelat keputihan-putihan, dan putih kehitam-hitaman. Jumlah biji setiap polong antara 1 sampai 5 buah. Permukaan ada yang berbulu rapat, ada yang berbulu agak jarang. Setelah polong masak, sifatnya ada yang mudah pecah, ada yang tidak mudah pecah,tergantung varietasnya (Darman. 2008).
Biji
Biji kedelai memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang beragam, bergantung    pada varietasnya. Bentuknya ada yang bulat lonjong, bulat, dan bulat agak pipih. Warnanya ada yang putih, krem, kuning, hijau, cokelat, hitam, dan sebagainya. Warna-warna tersebut adalah warna dari kulit bijinya. Ukuran biji ada yang berukuran kecil, sedang, dan besar. Namun, di luar negeri, misalnya di Amerika dan Jepang biji yang memiliki bobot 25 g/100 biji dikategorikan berukuran besar (Prabowo. 2013).  
Kacang kedelai kaya akan mineral seperti kalsium, magnesium, zat besi, kalium, fosfor, selenium dan seng. Kalsium adalah mineral yang sangat penting karena dapat membantu meningkatkan kepadatan tulang, kekuatan tulang dan juga dapat mencegah osteoporosis. Ada berbagai macam makanan yang mengandung kalsium, tetapi kacang kedelai mengandung lebih sedikit methione dibanding dengan makanan lain. Methione adalah sejenis asam amino yang dapat memperbaiki jaringan (Budi. 2011).

  • Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Kedelai

Iklim
Kedelai sebagian besar tumbuh didaerah yang beriklim tropis dan subtropis. Kedelai dapat tumbuh baik ditempat yang berhawa panas, ditempat– tempat yang terbuka dan bercurah hujan 100 – 400 mm per bulan. Sedangkan untuk mendapatkan hasil yang optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara 100-200 mm/bulan (Septiatin. 2008).
Ketinggian Tempat
Kedelai cocok ditanam didaerah dengan ketinggian 100 – 500 meter di atas permukaan laut. Lazimnya, kedelai ditanam pada musim kemarau, yakni setelah panen padi pada musim hujan. Pada saat itu,  kelembapan tanah masih bisa dipertahankan. Kedelai memerlukan pengairan yang cukup, tetapi volume air yang terlalu banyak tidak  menguntungkan bagi kedelai, karena akarnya bisa membusuk. Tanaman kedelai biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian 0,5-300 m dpl. Sedangkan varietas kedelai berbiji besar cocok ditanam dilahan dengan ketinggian 300-500 m dpl (Suhaeni. 2007).
Kacang kedelai dengan ukuran kecil sangat baik ditanam dilahan pada ketinggian 0,5 sampai 300 meter diatas permukaan laut. Sementara itu, kacang kedelai dengan ukuran biji lebih besar jauh lebih baik ditanam diketinggian mulai dari 300 sampai 500 meter diatas permukaan laut (Prabowo. 2011).
Curah Hujan
Selama pertumbuhan tanaman, kebutuhan air untuk tanaman kedelai sekitar 350 – 550 mm. Kekurangan atau kelebihan air akan berpengaruh terhadap produksi kedelai. Untuk mengurangi pengaruh terhadap produksi kedelai. Oleh karena itu, untuk mengurangi pengaruh negatif dari kelebihan air, dianjurkan untuk membuat saluran drainase sehingga jumlah air lebih dapat diatur dan dapat terbagi secara merata. Ketersediaan air tersebut bisa berasal dari saluran irigasi atau dari curah hujan yang turun. Tumbuhan kedelai yang memerlukan curahan air yang banyak atau kelembapan tanah yang cukup tinggi (Sarwanto, A. 2008).
Temperatur
Temperatur yang dibutuhkan tanaman kedelai sangat sesuai untuk pertumbuhan tanaman kedelai berkisar antara 25°C - 28°C. Akan tetapi, tanaman kedelai masih bisa tumbuh baik dan produksinya masih tinggi pada suhu udara  diatas, dan tanaman masih toleran pada suhu 35°C hingga 38°C (Cahyono, B. 2007).
Intensitas Matahari
Meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat ( tidak hijau ). Gejala etiolasi tersebut disebabkan oleh kurangnya cahaya atau tanaman berada di tempat yang gelap.
Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tanaman untuk proses fotosintesis. Fotosintesis tanaman dapat berjalan dengan baik apa bila tanaman mendapat kan penyinaran cahaya matahari yang cukup. Bibit kedelai dapat tumbuh dengan baik, cepat dan sehat, pada cuaca yang hangat dimana cahaya matahari terang dan penuh
Tanah
untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan produktivitas yang optimal kedelai harus di tanam pada jenis tanah yang bersetruktur lempung berpasir atau liat berpasir Hal ini tidak hanya terkait dengan ketersediaan air untuk mendukung pertumbuhan, tetapi juga terkait dengan faktor lingkungan tumbuh yang lain (Septiatin, A. 2008)

2. Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah untuk budidaya kedelai sangat penting, karena kedelai harus berkecambah dengan semppurna supaya dpat berkembang dengan maksimal, selain itu benih juga memerlukan kelembapan dan oksigen yang cukup. Ada beberapa tujuan pengolahan tanah adalah supaya tanah menjadi gembur, pembenaman sisa-sisa tanaman, memecah bongkahan-bongkahan tanah, perataan tanah,  dan pemberantasan rumput.
Kondisi lahan yang akan ditanami:

1.   Tanah tegalan
Pengolahan tanah pada tegalan dilakukan dengan cara dibajak, digaru dan diratakan. Sisa-sisa gulma dibuang, dan pelaksanaannya dilakukan pada akhir musim kemarau karena pada awal musim hujan benih ahrus segera ditanam. Untuk penanaman kedua tanah tidak usah diolah lagi. Dan jangan lupa membuat bedengan atau kalenan-kalenan seperlunya.

2.    Permukaan lereng
Pengolahan dilakukan dengan cara terasering agar erosi pada permukaan tanah dapat diperkecil.

3.    Lahan sawah
Tanah diolah dengan cukup untuk membuat jerami padi sampai kepermukaan tanah, kemudian jerami disingkirkan. Buat lubang dengan tugal pada petakan dengan lebar 3 m – 10 m, panjang disesuaikan dengan kondisi lahan. Diantara  petakan dibuat saluran drainase selebar 25-30 cm, dengan kedalaman 30 cm, diamkan selama 7-10 hari untuk menutupi bibit yang telah ditebar atau dimasukan ke dalam tanah yang ditugal.

Tanaman kedelai sangat peka terhadap kandungan air sehingga harus memperhatikan daerah tanam dan macam lahan yang di tanam. Pengolahan tanah sebelum tanam kedelai dapat dilakukan, tergantung dari tipe lahan, kandungan air tanah, untuk lahan kering dengan keadaan areal tanpa pengairan di musim kemarau yang terik harus diadakan pengolahan tanah. Tanah tegalan yang bertekstur berat pada awal musim penghujan seperti grumosol pengolahan tanah harus dilakukan. Untuk lahan kering dengan tanah podsolik pengolahan tanah tidak boleh sering dilakukan. Lahan tanah bekas tanaman padi tidak perlu melakukan pengolahan tanah.

Kemasaman tanah dapat ditanggulangi dengan pemberian kapur sehingga kejenuhan alluminium dapat diturunkan, pH tanah dapat dinaikkkan dan ini erat kaitannya dengan tingkat efisiensi serapan hara oleh tanaman.
                Cara pengapuran yang efektif dan efisien dapat dilakukan, yaitu dengan memperhatikan beberapa faktor:
1.           Macam dan kualitas bahan kapur
2.           Kehalusan bahan kapur
3.           Waktu dan cara pemberian kapur.

Tinggi rendahnya tempat suatu tanaman yang di usahakan sangat erat hubungannya dengan proses metabolisme. Kedelai dapat tumbuh baik sampai ketinggian 1500 m (dpl) tetapi yang paling baik sampai 650 m dpl, karena berpengaruh terhadap umur tanaman. Untuk dataran tinggi umur tanaman kedelai menjadi semakin panjang. Tersedianya air tanah selama pertumbuhan tanaman sangat menentukan daya hasil kedelai. Tanaman kedelai tidak akan berbunga bila lama penyinaran melampaui batas kritis karena kedelai merupakan tanaman hari pendek.

         Waktu tanam    
Pemilihan waktu tanam yang tepat untuk masing-masing daerah amat penting,karna berhubungan erat dengan tersedianya air untuk pertumbuhan dan menghindari resiko kebanjiran terutama pada saat tanamanm masih muda selain itu juga untuk menekan atau menghindari berkembangnya populasi hama atau penyakit.waktu tanam yang tepat sangat berbeda untuk satu daerah dengan daerah lain.

        Penanaman
Pada saat tanam tiba, hendaknya tanah cukup lembab agar benih cepat tumbuh. Cara penanaman dapat berbeda beda tergantung dari alat yang digunakan, tekhnik penanaman harus berpedoman dengan:
       Jarak tanam harus teratur agar ruang tumbuh tanaman seragam sehingga memudahkan pemeliharaan.
       Dalamnya penanaman. Benih kedelai ditanam sedalam 2-4cm agar dapat cepat berkecambah dan tanaman dapat tumbuh kokoh.
Cara penanaman tanaman kedelai:
1.           Tanam dengan tugal
2.           Tanam dengan bajak
3.           Tanam sebar
4.           Tanam dengan mesin penanam

3. Pemilihan Bibit

Benih yang baik untuk budidaya kedelai ialah benih yang sudah cukup tua, utuh, dan warnanya mengkilat. Bibit dibutuhkan sebanyak 50-75 kg untuk 1 ha, bibit bisa didapat dari took-toko yang menyediakan bibit ataupun denga bibit hasil pertanian sendiri.
Untuk mendapatkan  hasil budidaya yang maksimal maka pemilihan bibit pun harus  yang berkualitas. Syarat-syarat bibit unggul:
1.    Benih dipanen setelah buah matang
2.    Diambil dari tanaman yang sehat
3.    Produksi tinggi
4.    Pertumbuhan tanam seragam
5.    Bersih dari kotoran, hama, penyakit dan gulma
6.    Tidak keriput, tidak luka, dan mengkilat
7.    Harus kering benar
8.    Sudah harus ditanam paling lambat 8 bulan sejak dipanen
9.    Disimpan dalam kelembapan < 60%

Ada dua cara untuk mengadakan pembibitan yaitu, bibit disimpan dalam bentuk biji dan bibit disimpan dalam bentuk buah.
Bibit yang disimppan dalam bentuk biji, caranya tanaman yang sudah kelihatan tua yang buahnya banyak, batangnya besar, buahnya tidak mudah pecah dan bebas penyakit lalu kita petik.
Kemudian ditampi. Pilih biji yang besar, mulus dan tidak keriput, kemudian dijemur lagi hingga kering. Campurkan debu sedikit minyak tanah. Masukan ke dalam kaleng dan tutup rapat-rapat.
Bibit yang disimpan dalam bentuk buah caranya, tanaman di cabut dan dijemur sampai benar-benar kering. Ikat dan gantungkan di atas tungku api. Menjelang tanam, yaitu 3-4 hari sebelum tanam ikatan dipukul-pukul agar biji lepas kemudian dipilih biji yang baik dan dijemur.

  • Pembuatan Lubang Tanam


Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan alat tugal, lubang dibuat sedalam 3-4 cm. jarak tanam tergantung dari kesuburan tanah, dan ketersedian air maupun varietas yang ditanam. Dapat menggunakan ukuran 20 x 40 cm, 25 x25 cm, 30 x 15 cm atau 30 x 30 cm.

4.  Cara Penanaman
Cara penanaman kedelai ada dua cara, dengan cara ditebar dan dengan cara ditugalkan. Penanaman dengan cara ditebarkan akan memperoleh tumbuhan yang tumbuh tidak merata, bibit yang dibutuhkan lebih banyak, namun waktu dan tenaga yang digunakan lebih singkat. Penanaman dengan cara ditugal memerlukan 3 orang, 1 orang untuk membuat lubang, 1 orang memasukan benih, dan 1 orang lagi memasukan pupuk dasar dan menutup lubang. Apabila penanaman dilakukan pada lahan yang tidak pernah ditanami kedelai, maka benih dicampur dengan bakteri rhizobium. Caranya sama seperti yang dijelaskan pada pembahasan budidaya kacang hijau, yaitu dicampur dengan legin. Setiap 5-10 gram dibatasi sedikit air, kemudian dicampur dengan benih 1 kg. jika legin tidak ada, benih bisa diberi tanah yang sudah sering ditanami kedelai (kacang-kacangan). Setiap 1 kg benih dicampur dengan 100-250 gram tanah. Kemudian diangin-anginkan, lalu ditanam tiap lubang 2-3 butir benih.



Berikut beberapa foto pada saat pembukaan lahan di UPT kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau






Dibuat bedengan untuk penanaman tanaman kacang kedelai, dengan ukuran bedengan 1x1 meter


Selasa, 17 November 2015

Tanaman Monoecious dan Dioecious

    LAPORAN PRATIKUM PEMULIAAN TANAMAAN
Tanaman Monoecious dan Dioecious




OLEH KELOMPOK 7 :


MAYA AUDINA
ANGGA PRAYUGA
LELA RAJAGUKGUK
ESRA KARTIKA


KELAS AGROTEKNOLOGI-D

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU




        Reproduksi generatif merupakan sebuah peritiwa terjadinya individu baru yang didahului dengan peleburan dua sel gamet. Peristiwa ini disebut pembuahan. Pembuahan atau fertilisasi pada tumbuhan berbiji akan terjadi kalau didahului adanya proses penyerbukan atau persarian.
        Penyerbukan adalah sampainya serbuk sari pada tempat tujuan. Pada tumbuhan Gymnospermae, tujuan serbuk sari adalah tetes penyerbukan, sedangkan pada tumbuhan Angiospermae, tujuan serbuk sari adalah kepala putik.

Jenis-jenis  penyerbukan
Berdasarkan asal serbuk sari

  • Autogami atau penyerbukan sendiri. Autogami dapat terjadi bila serbuk sari berasal dari bunga yang sama. Autogami sering terjadi pada saat bunga belum mekar disebut kleistogami.
  • Geitonogami atau penyerbukan tetangga, yaitu penyerbukan di mana serbuk sari berasal dari bunga yang berlainan tetapi masih dalam satu individu.
  • Alogami atau penyerbukan silang, yaitu penyerbukan di mana serbuk sari berasal dari bunga individu lain tetapi masih dalam satu species/jenis.
  • Bastar yaitu penyerbukan di mana serbuk sari dan putik berasal dari spesies lain.
  • Dioseus (berumah dua), artinya alat kelamin jantan dan alat kelamin betina terdapat pada individu yang berbeda. Misalnya: melinjo dan salak.
  • Dikogami, bila putik dan serbuk sari suatu bunga masaknya tidak bersamaan. Dikogami dapat dibedakan atas: Protandri, bila serbuk sari suatu bunga masak lebih dulu dari pada putiknya. Contohnya: bunga jagung, seledri, dan bawang Bombay; Protogini, bila putik suatu bunga masak lebih dulu dari serbuk sarinya. Contohnya: bunga kubis, bunga coklat, dan alpukat.
  • Herkogami, ialah bentuk bunga yang sedemikian rupa, sehingga serbuk sari dari bunga tersebut tidak dapat jatuh pada kepala putiknya, kecuali dengan bantuan manusia atau hewan. Contoh: Anggrek, Vanili, dan lain sebagainya.
  • Heterostili, ialah bunga yang mempunyai benang sari dan tangkai putik tidak sama panjang. Contoh: tumbuhan familia Rubiaceae (kopi, kina, kaca piring, dan lain sebagainya).


Pembahasan kali ini yaitu mengenai Tanaman Monoecious dan Dioecious

1. Tanaman Monoecious

        Salah satu contoh dari tanaman monoecious adalah kelapa sawit. Pohon Kelapa Sawit terdiri daripada dua spesies Arecaceae atau famili Palma yang digunakan  untuk pertanian komersil dalam pengeluaran minyak kelapa sawit. 


Kelapa Sawit, Dilema “Tambang Emas” Pertanian Indonesia | Klinik ...
Tanamana Kelapa Sawit

     Adapun klasifikasi kelapa sawit adalah sebagai berikut :
Divisi : Embryophyta Siphonagama
Kelas : Angiospermae
Ordo : Monocotyledonae
Famili : Arecaceae (dahulu disebut Palmae)
Sub famili : Cocoideae
Genus : Elaeis
Spesies : E.guineensis. Jacq

        Pohon kelapa sawit afrika,  Elaeis guineensis Jacq, berasal dari Afrika Barat di antara Angola dan Gambia, manakala pohon kelapa sawit amerika, Elaeis oleifera, berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Kelapa sawit termasuk tumbuhan pohon. Tingginya dapat mencapai 24 meter.

        Bunga dan buahnya berupa tandan, serta bercabang banyak. Buahnya kecil dan apabila masak, berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya mengandungi minyak. Minyaknya itu digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin. Hampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak,  khususnya sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang.

a. Morfologi Bunga Kelapa Sawit

        Kelapa sawit merupakan tanaman monoecious (berumah satu). Artinya, bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu pohon, tetapi tidak pada tandan yang sama. Walaupun demikian, kadang kadang dijumpai juga bunga jantan dan betina pada satu tandan (hermafrodit).Bunga muncul dari ketiak daun. Setiap ketiak daun hanya menghasilkansatu infloresen daun hanya dapat menghasilkan satu infloresen (bunga majemuk).Biasanya, beberapa bakal infloresen gugur pada fase-fase awal perkembangannya sehingga pada individu tanaman terlihat beberapa ketiak daun tidak menghasilkan infloresens. Perkembangan infloresen dari proses inisiasi awal sampai membentuk infloren lengkap pada ketiak daun memerlukan waktu 2.5 – 3 tahun. Infloresenakan muncul dari ketiak daun beberapa saat menjelang antesis (penyerbukan). 
        Pada tanaman muda (24 tahun), anthesis biasanya terjadi pada infloresen diketiak daun nomor 20, sedangkan pada tanaman tua (> 12 tahun ) biasanya terjadi pada daun lebih muda, yaitu sekitar infloresen pada daun nomor 15.
        Bunga kelapa sawit merupakan bunga mejemuk yang terdiri dari kumpulan spikelet dan tersusun dalam infloresen yang berbentuk spiral.       Bunga jantan maupun bunga betina mempunyai ibu tangkai bunga (peduncle/rachis) yang merupakan struktur pendukung spikelet.Umumnya, dari pangkal rachis muncul sepasang daun pelindung ( spathes) yang membungkus infloresen sampai dengan saat-saat menjelang terjadinya antesis. Dari Rachis ini, terbentuk struktur triangular bract yang kemudian membentuk tangkai-tangkai bunga (spikelets). 

        Walaupun infloresen digolongkan sebagai “jantan” dan “betina”, kenyataannya infloresen betina juga menghasilkan bunga bunga jantan; sedangkan infloresen jantan biasanya mempunyai beberapa bunga betina pada bagian dasar spikelet. Berdasarkan irisan pada bunga yang belum mekar (immature),infloresen jantan dan infloresen betina berasal dari satu struktur yang sama. Inisiasi primordi stamen (organ jantan) dan karpel (organ betina) terbentuk secara bersamaan.            Pada masa 3 bulan sebelum antesis, pertumbuhan salah satu bagian dari kelamin bunga akan terhenti sehingga satu jenis bunga yang dihasilkan dalam inflouresen.Dalam beberapa kejadian, kadang-kadang gynoecium (organ betina) dapat berkembang bersama-sama dengan androecioum (organ jantan) pada spikelet jantan. Infloresen tersebut dinamakan infloresen andromorphous. Hal ini terutama terjadi pada tanaman-tanaman muda. Tipe infloresen hermafrodit yang lain kadang-kadang ditemukan pada spikelet jantan meupun spiket betina. Selain itu, infloresen hermaflodit juga bisa berupa infloresen yang membentuk spikelet betina pada bagian bawah, sedangkan pada bagian ujungnya berupa spikelet jantan. Infloresen campuran hanya terjadi selama perubahan siklus pembungaan dari fase betina ke fase jantan, di mana infloresen andromorphous biasanya muncul. Infloresen campuran dapat terjadi baik pada akhir fase jantan maupun fase betina. Berikut gambar bunga betina dan jantan dari Kelapa Sawit

Bunga Jantan
Bunga Betina



2. Tanaman Dioecious

        Dioecious (berumah dua), artinya alat kelamin jantan dan alat kelamin betina terdapat pada individu yang berbeda. salah satu contohnya yaitu kenaf (rossela).Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa) adalah sejenis semak (perdu) yang ada di seluruh wilayah tropis dunia. Asal rosella Florida Cranberry adalah dari Afrika Barat. Masyarakat pada umumnya telah mengenal kenaf atau rosella (Hibiscus cannabinus) sebagai tanaman penghasil serat karung dan kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis). Sedangkan bunga rosella merah (Hibiscus sabdariffa Lynn), belum begitu dikenal. Bunga rosella merah (Hibiscus sabdariffa Lynn), dikenal di berbagai negara dengan nama yang berbeda-beda, diantaranya ialah, India Barat (Jamaican Sorrel ), Perancis (Oseille Rouge), Spanyol(Quimbombo Chino), Afrika Utara(Carcade), dan Senegal (Bisap), Indonesia (Vinagreira, Zuring, Carcade, atauasam Citrun). Dalam bahasa Melayu, tanaman ini dikenal dengan nama asam paya.

Hasil gambar untuk tanaman kenaf
Hibiscus sabdariffa L
      

   
   Tanaman rosella dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom           : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom      : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio      : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio               : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas                  : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub-kelas           : Dilleniidae
Ordo                   : Malvales
Familia               : Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Genus                 : Hibiscus
Spesies               : Hibiscus sabdariffa L

        Kenaf merupakan salah satu tanaman semusim penghasil serat selain tanaman sejenis lainnya seperti rami, rosella, dan yute. Serat yang dihasilkan merupakan serat alam yang ramah lingkungan. Serat kenaf biasa digunakan untuk industri karung goni, interior mobil, fiber drain, soil safer, geo textile, pulp dan kertas. Tanaman kenaf merupakan tanaman herba semusim dengan tipe pertumbuhan berbentuk semak tegak. Termasuk dalam tanaman hari pendek dan akan cepat berbunga bila panjang penyinaran matahari kurang dari 12 jam. Pada keadaan normal, pertumbuhan optimal kenaf berkisar pada umur 60 – 90 hari dan bisa mencapai tinggi 4 m untuk tanaman yang tumbuh subur, namun tergantung dari varietas, kesuburan tanah, serta teknik budidayanya. Warna batang dibedakan menjadi 3 (tiga) kategori yaitu hijau, merah dan merah atau hijau tidak teratur. Warna dan kehalusan batang merupakan penciri utama suatu aksesi/varietas. Daun terletak berselang-seling (alternate) dan mempunyai bentuk dan warna yang bervariasi tergantung subspesiesnya.
         Perbanyakan kenaf umumnya secara generatif menggunakan biji. Biji kenaf biasanya berbentuk ginjal berdiameter sekitar 0,3 – 0,5 cm berwarna kelabu agak kecoklatan. Benih kenaf termasuk ke dalam benih ortodoks karena relatif toleran/tahan terhadap pengeringan sampai kadar air 5 – 6 % dan dapat disimpan pada suhu yang rendah.
Tanaman kenaf termasuk tanaman yang menyerbuk sendiri, tetapi sekitar 4% terjadi penyerbukan silang. Tanaman kenaf bersifat otosensitif, yaitu pembungaannya dipengaruhi oleh panjang hari, yaitu akan berbunga awal jika mendapat penyinaran yang lebih pendek dari fotoperiode kritiknya. 
         Kenaf mulai berbunga pada minggu ke 12 setelah tanam. Bunga biasanya berdiri sendiri, terdapat pada ketiak daun bagian atas. Bunga kenaf terdiri dari: 1) kelopak tambahan 7-10 helai, berdaging tipis, hampir lepas, berbentuk garis; 2) kelopak yang berwarna hijau terbagi lima, tidak lebih panjang dari kelopak tambahan; 3) tajuk atau mahkota berjumlah lima kelopak berbentuk bulat telur terbalik, panjang sampai 6 cm, berwarna kuning atau putih dengan noda merah tua pada pangkalnya; 4) benang sari seluruhnya tertutup dengan kepalasari, dan 5) putik berwarna merah ada yang menonjol dan ada yang pendek tangkai putiknya. Periode pembungaan kenaf tidak serempak. Mekarnya sangat singkat, biasanya terjadi sebelum matakari terbit dan akan menutup kembali pada siang hari atau sore hari. Waktu reseptif berlangsung pada pukul 07.00-09.00 dan pada saat tersebut terjadi penyerbukan.Periode pembungaan dan pembuahan berlangsung tidak serempak. Untuk panen benih yang baik dan efisien maka dilakukan apabila sekitar 75 % dari populasi tanaman kenaf buahnya sudah kering. Tiap tanaman dapat menghasilkan 15 – 100 kapsul tergantung pada varietas, kondisi iklim tanah dan cara bercocok tanam. Tiap kapsul berisi 15 – 25 biji.